Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain, lihat
Unsur klasik adalah suatu konsep yang digunakan oleh para filosof kuno untuk menjelaskan terjadinya pola-pola di alam. Versi Yunani dari konsep ini telah ada sejak zaman pra-Socrates dan bertahan melewati Abad pertengahan dan masuk sampai masa Renaisans, secara mendalam memberikan pengaruh cara berpikir dan budaya orang-orang Eropa; akan tetapi konsep ini jauh lebih tua telah dikenal di Timur Jauh, dan secara luas tersebar di India dan Republik Rakyat Tiongkok, di mana konsep tersebut membentuk dasar dari Buddhisme dan Hinduisme, secara khusus dalam suatu konteks esoteris.
Menurut tradisi Tiongkok klasik, gejala-gejala alam dapat dikelompokkan ke dalam Lima Unsur atau Lima Unsur (Chinese: 五行; Hanyu Pinyin: wǔxíng): kayu, api, tanah/bumi, logam/emas, dan air (木, 火, 土, 金, 水; mù, huǒ, tǔ, jīn, shǔi). Kelima unsur ini digunakan untuk menjelaskan interaksi dan hubungan antara gejala-gejala alam. Kelima unsur ini juga saling mendukung dan menghancurkan satu sama lain sehingga membentuk lingkaran unsur. Pada masing-masing hubungan terdapat filosofinya yang diamati dari gejala-gejala alam.
Unsur penghancur/pemusnah:
Unsur klasik versi Yunani terbagi ke dalam empat jenis, yaitu tanah, api, udara dan air. Tokoh yang pertamakali mengusulkan teori unsur klasik ini adalah Empedocles,[1] lalu dibenarkan oleh Aristoteles. Ia menyebutkan bahwa benda yang disekitar kita adalah penggabungan keempat unsur tersebut termasuk emas (karena memang emas yang paling berharga saat itu). Mereka mencari-cari batu yang bernama "Philoshopher's stone" yang dipercaya bisa mengubah logam biasa menjadi emas karena terpengaruh oleh teori Aristoteles (meskipun tak ada satupun orang yang berhasil mewujudkan itu selama 200 tahun). Fisluf Yunani lain yang berpikiran tentang materi pembentuk alam semesta adalah:
BAHASA KLASIK KEPADABAHASA MELAYU STANDARD Oleh : Cikgu Zueliza binti W MahyeddinLATIHAN 1Nyatakan maksud perkataan yang bergaris dalam ayat yang berikut.1. Lalu ia beradu tersangat jendera.➢ jendera – lena atau nyenyak2. Maka sirih pada jorong emas dipersembahkan oranglah kepada raja ➢ jorong – tempat letak sirih yang berbentuk bulat3. Maka dihimpunkan delapan puluhan jong. ➢ kapal besar China4. Kalakian tersebutlah pula baginda berdua-duaan dengan inang istana. ➢ Kalakian – ketika itu5. Bunga Kembojandi tepi kali.➢ kali - sungaiLATIHAN 2Nyatakan maksud kata pangkal ayat yang bergaris dalam bahasa klasik dalam setiap ayat.1. Hatta beberapa lama Tuah menghilangkan diri, Jebat pun mula membuat angkara. Hatta – lalu/ maka2. Kalakian, Tuah dan empat bersaudara lain sedang berunding untuk belayar mencari ilmu. kalakian – ketika itu3. Sebermula, maka sampailah umurnya delapan belas tahun. sebermula – permulaan sesuatu kisah4. Arakian, maka tersebutlah kisah sebuah negara yang rajanya baik pemerintahannya. arakian – sesudah itu/ selepas itu5. Syahadan datanglah kepada suatu hari, maka gajah itu pun sampailah. syahadan – selanjutnya / laluLATIHAN 3 tujuanNyatakan maksud frasa yang bergaris dalam ayat yang berikut.1. Maka Laksamana berdatang sembah, berjahat Bendahara. berjahat Bendahara – bendahara bercakap-cakap tentang orang lain dengan untuk menjatuhkannya.2. Maka Raja Merong Mahawangsa pun terlalu mashghulnya kerana ia suatu harapan yang besar kepada Sultan Rom itu. terlalu mashghulnya – amat sedih3. Terimalah anak-anakan kencana ini. anak-anakan kencana – patung emas4. Benarlah titah duli kesuma. titah duli kesuma – kata-kata orang atasan atau raja5. Hatta antara itu Hang Kasturi pun berkendak dengan seorang dayang. berkendak – berzina/ bermukahLATIHAN 4Tukarkan ayat bahasa Melayu klasik di bawah kepada ayat bahasa Melayu standard.1. Arakian terkejut tapirlah akan sekalian orang yang melihat akan kelakuan lebai itu terlalulah akan mabukberahinya pada main layang-layang itu terbahak-bahak ketawanya.✓ Semua orang yang melihat kelakuan lebai yang asyik bermain layang-layang sambil ketawa terbahak-bahak itu terkejut seperti tapir.2. Hamba minta tuan tolong belikan kaus barang sepasang.✓ Hamba meminta tuan membelikan hamba sepasang kasut.3. Tiap-tiap malam perempuan itu akan memasang semua kandilnya.✓ Perempuan itu akan memasang semua pelitanya pada setiap malam.4. Ada dua keti rakyat berhimpun di depan istana.✓ Ada dua ratus ribu orang rakyat berhimpun di depan istana.5. Maka berbunyi pada orang sampai di tengah pesara.✓ Berita tersebut diperkatakan oleh semua orang di tengah pekan.LATIHAN 5Baca petikan bahasa Melayu klasik di bawah dengan telitinya, kemudian tulis petikan tersebut semua dalam bahasaMelayu standard tanpa mengubah bentuk dan maksud asalnya. Setelah hari hampir siang maka orang pun lalu. Maka dilihatnya seorang perlente mati; maka segera dikeratinyatelinga dibawa kepada raja, sembahnya, “Ya tuanku, inilah tandanya patik membunuh penjurit yang terlalu buas itu. Maka datang pula seorang lagi, dikeratnya kepala, lalu dibawa menghadap raja katanya, “inilah tandanya patikmembunuh penjurit pada malam tadi.” Dengan demikian habislah kaki tangan Kertala Sari dikeratnya dibawanya kepada raja. Maka baginda pun menjadihairan. (Dipetik daripada “Kepimpinan Melalui Teladan dalam antologi Jaket Kulit Kijang dari Istanbul, Kementerian Pendidikan Malaysia)JAWAPAN Apabila sampai waktu siang, orang ramai telah berlalu di tempat tersebut. Mereka terjumpaKertala Sari yang telah meninggal dunia. Pada masa itu, mereka telah bertindak segera denganmemotong telinga Kertala Sari lalu menghadap raja dan mengakui bahawa merekalah yangmembunuh Kertala Sari yang sangat kejam itu. kemudiannya, ada seorang lagi yang memenggal kepala Kertala Sari dan dia jugamenghadap raja serta mengakui dirinya telah membunuh Kertala Sari semalam. Oleh hal yang demikian, anggota badan Kertala Sari habis dipotong dan dibawa oleh merekauntuk menghadap raja. Lalu, raja juga aneh dengan peristiwa yang berlaku.LATIHAN 6Baca petikan bahasa Melayu klasik di bawah dengan telitinya, kemudian tulis petikan tersebut semua dalam bahasaMelayu standard tanpa mengubah bentuk dan maksud asalnya. Maka segala orang yang kehilangan itu pun semuanya berhimpun masuk ke dalam pergi mengenal segala harta,seorang pun tiada tinggal. Maka kata seorang, “ini harta patik, tuanku.” Maka seorang,”ini pun ia harta patik, tuanku.” Maka kata seorang, “Ini tuanku benda patik.”Kata seorang ,” Ini bantalpatik, tuanku.” Setelah habislah dikenalinya segala yang empunya, maka titah raja,”Hai segala kamu sekalian hendaklah segalaharta ini dibahagi tiga, dua bahagi akan Laksamana, sebahagi akan orang yang empunya harta, kerana hart aini sudahlah hilangberoleh akan Laksamana.” (Dipetik daripada “Kepimpinan Melalui Teladan dalam antologi Jaket Kulit Kijang dari Istanbul, Kementerian Pendidikan Malaysia)JAWAPAN Semua pemilik barang yang dicuri itu berkumpul untuk menuntut barang kepunyaan masing-masing. Seorang daripada mereka mengatakan bahawa itu hartanya. Seorang lagi mengatakan bahawa itu hartanya, manakala seorang lagi memberitahu bahawabenda itu miliknya. Seorang pula mengatakan bahawa itu bantalnya. Setelah semua barang dituntut oleh pemiliknya, sultan telah menitahkan mereka untukmembahagikan barangan mereka kepada tiga bahagian. Pemilik barang mengambil satu bahagian dandua bahagian pula diberikan kepada Laksamana dengan alasan Laksamana yang menemui barang-barang yang sudah hilang itu.SekianTerima Kasih
Berikut Adalah 50 Nama Buah Dalam Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Buku klasik adalah sebuah buku yang dicetak berulang kali atau terkenal, contohnya melalui sebuah imprimatur seperti buku-buku yang terdaftar dalam daftar buku-buku besar, atau melalui opini pribadi pembaca. Meskipun istilah tersebut sering kali dikaitkan dengan kanon Barat, istilah tersebut dapat direrapkan kepada karya-karya sastra dari seluruh tradisi, seperti klasik Tionghoa atau Weda India.
Apa yang membuat sebuah buku menjadi "klasik" adalah sebuah perhatian yang terjadi pada berbagai pengarang daru Italo Calvino sampaio Mark Twain dan pertanyaan-pertanyaan terkait "Kenapa Membaca Buku Klasik?" dan "Apa Itu Buku Klasik?" telah diesaykan oleh pengarang-pengarang dari genre-genre dan era-era yang berbeda (termasuk Calvino, T. S. Eliot, Charles Augustin Sainte-Beuve).
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Klasik berasal dari kata sifat Latin classicus, berarti "warga negara tingkat atas". Kata itu awalnya digunakan untuk menggambarkan anggota Patricians, kelompok penguasa kerajaan di Roma kuno. Pada abad ke-2 M, kata klasik kemudian digunakan dalam penilaian karya tulis untuk menggambarkan para penulis terbaik.
Pada abad ke-6 M, kata tersebut memiliki arti kedua, merujuk pada murid di sekolah. Di masa sekarang, berbagai arti kata klasik berakar dari kedua arti tersebut.
Klasik dapat mengacu pada: